Pelajaran dari kisah Nehemia (Neh. 1-2)
Topik yang diperoleh setelah membaca dua pasal, 1 dan 2, yaitu pemulihan Israel di zaman itu. Artikel ini juga akan membahas applikasi topik ini dengan kehidupan orang percaya masa kini.
Orang-orang Israel mula-mula diizinkan untuk kembali ke Yerusalem di zaman Raja Koresh. Nehemia melayani di zaman raja selanjutnya: Artahsasta.
Di zaman Nehemia hidup, orang-orang Israel di Yerusalem tidak terlindungi karena tembok Yerusalem telah dibongkar dan pintu-pintu gerbang telah dibakar (Neh. 1: 3). Keadaan tercela ini terjadi karena mereka berdosa kepada Tuhan: melanggar hukum Taurat (ay. 7) sebagai petunjuk hidup umat Israel.
Nehemia mengaitkan doanya dengan rencana yang akan disampaikan ke raja Artahsasta (penguasa Persia pada waktu itu) supaya diizinkan untuk membangun kembali tembok Yerusalem (2:3-5).
Di luar dugaan Nehemia, raja itu memberikan lebih dari yang dia minta: raja mengirim panglima-panglima perang dan pasukannya untuk mengantar dan melindungi dia ke Yerusalem (2:9).
Setelah melakukan observasi kerusakan yang terjadi di Yerusalem, Nehemia mengumpulkan para imam, pemuka, penguasa dan petugas serta menceritakan perkenanan Allah atas rencananya (2:18). Refleksi teologis Nehemia yang dapat kita gali yaitu Tuhan berada di balik restorasi itu dan pembangunan kembali tembok Yerusalem adalah karena kasih setia-Nya.
Applikasi yang dapat kita tarik di masa ini dari pembacaan Nehemia 1-2 yaitu bahwa Tuhan mengasihi Israel. Kita tahu bahwa mereka diberkati karena janji Allah yang diberikan kepada bapa leluhur mereka (Abraham) dalam Kejadian 12:1-3 namun mereka harus melakukan perintah-Nya.
Bagi kita, orang Kristen, pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nehemia 1-2 yaitu bahwa kita diingatkan untuk menaati perintah Tuhan (penyataan kehendak-Nya) supaya kita berkenan kepada-Nya. Tentulah berkat Tuhan akan mengikuti.
Penulis: Yohan Winata, S.Pd, M.Th