Tinggal Dalam Kemah. (Keluaran 33:1-11)
Ayat 11. “Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.”
Tuhan senantiasa ingin dekat dengan manusia, Dia berusaha memperkenalkan DiriNya sedemikian rupa agar semua orang tahu, bahwa tidak ada Tuhan seperti Dia, yang begitu mengasihi manusia.
Apakah gunanya umat Israel menikmati setiap berkat Tuhan, namun mereka kehilangan relasi dengan Sang Pemberi berkat? Apa gunanya melihat malaikat Tuhan menjaga mereka tetapi Tuhan sumber pemeliharaan kekuatan dan sumber segala anugerah dan berkat itu tidak beserta mereka hari itu dan seterusnya?
Kehadiran Tuhan jauh lebih penting daripada segala pemberianNya. Kita telah melihat “a true forgiveness” dari Tuhan begitu luar biasa seperti kata pemazmur, “sejauh timur dari barat demikian dijauhkanNya segala pelanggaran kita” (Mazmur 103:12). Sejak saat itu umat Israel melakukan pertobatan sejati, mereka menanggalkan seluruh perhiasan emas dari tubuh mereka, dan hanya Tuhan saja yang berharga dalam hidup mereka.
Musa mendirikan kemah pertemuan jauh dari permukiman bangsa Israel yang telah tercemar oleh noda dosa dan darah. Di sana Musa masuk ke dalam kemah pertemuan itu dan Tuhan datang kepada kemah itu, maka tersungkur dan bersujudlah bangsa Israel menyembah Tuhan. Pertemuan Tuhan dengan Musa itu berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.
Keintiman yang dialami oleh Musa dengan Tuhan, saat ini kita juga mengalami keintiman itu, di mana kemah suci Tuhan ada dalam hati dan hidup kita, ketika Roh Kudus tinggal di dalam diri kita.
Aplikasi:
Bangunlah keintiman dengan Tuhan Yesus terus menerus.
Sumber Pdt David Samuel
 ){kind=link}