BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI DALAM SEGALA KEADAAN
Salah satu pergumulan utama dalam masa PPKM DARURAT ini bukan hanya keterbatasan hubungan sosial langsung, tetapi juga keterbatasan kesempatan berusaha atau bekerja yang berakibat pada keterbatasan pendapatan, kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pendidikan, kesehatan dsb. Keterbatasan tsb.
tidak hanya dialami oleh mereka yang miskin, tetapi juga yang kaya. Kekayaan dan uang mereka seperti tidak ada artinya, ketika terpapar Covid-19 kesulitan mendapatkan tempat perawatan di RS, keterbatasan persediaan tabung oksigen dan obat-obatan dsb.
Mari kita cermati firman Tuhan dalam Surat Filipi 4:11-12, "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang,h maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan."
Tidak seorang pun yang tidak mengalami keterbatasan. Hidup dan keterbatasan, seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Karena itu kita perlu belajar bagaimana belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Bagi Rasul Paulus, baik kekurangan maupun kelimpahan, kenyang atau lapar tidak menjadi rahasia lagi, karena dia mau belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan yang dialaminya.
Demikian pula dalam segala keterbatasan menghadapi merebaknya Covid-19, kita tidak perlu mempersalahkan pemerintah atau orang lain, tetapi mari belajar untuk mencukupkan diri ditengah segala keterbatasan yang ada.
SAUDARAKU, HIDUP- AKAN PENUH SYUKUR KALAU KITA MAU BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI DALAM SEGALA KEADAAN
Sumber dari seorang sahabat