Lain di Mulut Lain di Hati (Hakim-hakim 8:22-35)
Ayat 23 “Jawab Gideon kepada mereka: “Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu tetapi TUHAN yang memerintah kamu.”
Ayat 24 “Selanjutnya kata Gideon kepada mereka: “Satu hal saja yang kuminta kepadamu: Baiklah kamu masing-masing memberikan anting-anting dari jarahannya.”— Karena musuh itu beranting-anting mas, sebab mereka orang Ismael.
Tuhanlah yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.
Gideon dan keturunannya telah memutuskan untuk tidak menjadi seorang pemimpin bagi bangsa Israel, tetapi mengarahkan bangsa Israel untuk tunduk pada KEPEMIMPINAN TUHAN saja (Teokrasi). Perkataan dan keputusan Gideon ini tidak selaras dengan apa yang dia lakukan, yaitu mengumpulkan anting-anting emas yang beratnya mencapai seribu tujuh ratus syikal emas, agar dibuat sebuah Efod, yang akhirnya berubah menjadi berhala yang disembah.
Krisis kepemimpinan rohani ini semakin parah setelah Gideon mangkat, orang Israel berjalan serong dengan mengikuti para baal dan membuat baal-berit menjadi allah mereka. Orang Israel tidak ingat kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah melepaskan mereka dari tangan semua musuhnya di sekelilingnya.
Kecenderungan hati manusia itu selalu membuahkan kejahatan, terbiasa dengan prinsip “lain di mulut lain di hati”, mengapa prinsip ini begitu kuat mempengaruhi manusia? Sebab manusia belum pernah melihat dan menyentuh Tuhan yang Bersabda.
Tuhan Yesus hadir dalam rupa manusia, agar semua orang dapat melihat dan menyentuh Sang Firman itu dan manusia tidak dapat berdalih lagi tentang siapa yang harus menjadi Tuhan bagi hidupnya.
Aplikasi
Kuasailah hati kita dari pengaruh godaan dunia yang merusakkan iman percaya kita kepada Yesus Kristus.
Sumber Pdt David Samuel