Kesalahan Dalam Bertanya (Hakim-hakim 20:17–28)
Ayat 18. “Lalu orang Israel berangkat dan maju ke Betel. Di sana mereka bertanya kepada Allah: “Siapakah dari kami yang lebih dahulu maju berperang melawan bani Benyamin?” Jawab TUHAN: “Suku Yehudalah lebih dahulu.”
Ayat 23. “Kemudian pergilah orang-orang Israel, lalu menangis di hadapan TUHAN sampai petang, sesudah itu mereka bertanya kepada TUHAN: “Akan pergi pulakah kami berperang melawan bani Benyamin, saudara kami itu?” Jawab TUHAN: “Majulah melawan mereka.”
Tuhan berfirman jangan bersandar pada pengertian kita sendiri tetapi percayalah kepada kemampuan Tuhan dalam mengatur hidup kita.
Empat puluh ribu orang pasukan Israel dengan mudah dikalahkan oleh suku Benyamin yang berjumlah duapuluh enam ribu orang saja. Padahal kita ketahui bersama bahwa Israel telah dua kali menghadap Tuhan sebelum bertempur dan Tuhan mengijinkan pertempuran itu. Namun mengapa Israel tidak mampu mengalahkan sebagian orang dursila dari suku Benyamin itu?
Israel datang kepada Tuhan bukan untuk menanyakan apa kehendak Tuhan terhadap suku Benyamin, tetapi Israel telah memiliki rencananya sendiri ketika menghadap Tuhan yaitu berniat untuk berperang dan menghancurkan suku Benyamin, mereka meminta Tuhan untuk melegalkan rencana itu.
Bertanya kepada Tuhan itu baik, tetapi memaksakan Tuhan untuk setuju dengan pengertian sendiri, maka ada kegagalan yang harus ditanggung.
Aplikasi:
Dalam doa permohonan minta agar Tuhan membimbing pada rencanaNya saja. Sumber Pdt David Samuel