Frustrasi Tanpa Jawaban (Ayub 10:1–12)
Kebenaran:
Ayat 1. “Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.
Ayat 2. Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mem-persalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku.”
Tuhan tidak pernah terlambat dalam memberi jawab atas doa dan Dia tidak kurang cara untuk menolong dalam pergumulan.
Ayub memohon kepada Allah sebagai Pencipta dan pemeliharanya. Seperti tanah liat yang dibentuk oleh pembuat tembikar, demikian Ayub adalah bejana di tangan Tuhan. Oleh karena itu, Ayub bertanya-tanya bagaimana Dia yang menciptakan dirinya dapat berbalik dan menghancurkan dirinya.
Rasa frustrasi ini tidak hanya dialami oleh Ayub saja. Banyak dari kita di berbagai titik dalam hidup menjadi frustrasi ketika kita tidak dapat memahami segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita.
Ketika Tuhan Yesus tampak diam, itu bukan karena Tuhan Yesus acuh tak acuh terhadap hal yang sedang kita alami. Tuhan Yesus ingin kita memercayai kasih dan hikmat-Nya meskipun kita tidak dapat memahami segalanya.
Aplikasi:
Tetap semangat menjalani kehidupan ini sekalipun dalam pergumulan, tetap bersandar kepadaNya.
Sumber Pdt David Samuel
){kind=link}