News Breaking
Youtube
wb_sunny

Breaking News

Kekosongan di Hati Manusia

Kekosongan di Hati Manusia

Budi (nama samaran) adalah pria pekerja keras. Dia bekerja siang dan malam lima hari dalam seminggu. Usahanya tidak mengkhianati hasil: dia mengalami kemajuan dalam bidang finansial. 

Kerja keras ini menuntut pengorbanan: waktu. Dia hanya memiliki waktu luang delapan jam. Itupun dia habiskan untuk beristirahat sepulang kerja. Mulailah dia mengalami kesepian. 

Dia mencoba mengisinya dengan berbelanja; mula-mula untuk kebutuhannya kemudian berlanjut untuk kemauannya. Sejenak rasa kosong itu teralihkan. Beberapa saat kemudian, rasa itu kembali menghinggapi. 
Cara lain ditempuh, menjadi teman untuk orang yang sedang bergumul, dengan harapan: mendapatkan kepuasan batin karena melakukan kebaikan dan membuatnya tahu dia tidak sendirian (ada teman yang menghadapi masalah dan berjuang supaya hal itu selesai). Namun, dia masih merasakan kekosongan: ada lubang di hati. 

Apa yang Budi lakukan adalah tentang bagaimana mengusir kekosongan tapi dia sama sekali belum menyentuh tentang mengapa dia mengalami hal itu. Perasaan itu muncul karena pengabaian kebutuhan akan Allah di dalam hidupnya. 
Relasi dengan Allah digantikan dengan benda dan atau membantu orang lain. Dengan kata lain, dia mencoba mengganti ‘ruang’ untuk Yang Kekal dengan hal-hal yang sementara. 

Dia perlu mengundang Roh Allah untuk hadir dan memimpin hidupnya melalui firman Tuhan. Dengan mempelajari Alkitab, dia tahu Pribadi Allah ketiga berdoa kepada Bapa untuk dirinya(Rm. 8:26). Hal ini memberikan jaminan bahwa dia tidak sedang bergumul sendirian. Ada Allah yang Maha Kuasa menyertainya. 
Berkat berikutnya yang diperoleh dari mempelajari Alkitab yaitu pemahaman pentingnya hidup di dalam persekutuan dengan Roh Kudus. 

Bersekutu dengan Roh Kudus menyebabkan kita berdaya untuk mengasihi orang lain (Yoh. 15:5,8) dan mempunyai harapan (Allah akan menjawab doa). Dia akan memberikan pertolongan bagi mereka yang sedang bergumul, termasuk dengan kesepian (Yoh.15:7). 

Jadi, kekosongan hati hanya bisa diselesaikan dengan tuntas melalui persekutan dengan Roh Kudus melalui doa, pembacaan, perenungan dan penerapan firman-Nya dalam kehidupan kita. Penulis: Yohan Winata, S.Pd, M.Th

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.