Menuntut Penghargaan Manusia
Seseorang mengikuti pertemuan profesi. Di pertemuan itu, dibahas tentang isu yang penting yang berhubungan dengan kehidupan banyak orang.
Dia sangat berharap mendapatkan panggung. Secara itu adalah kesempatan emas bagi dia berpendapat dan memberikan alternatif solusi di antara teman-teman seprofesi yang senior. Persiapan dilakukan; mulai dari apa yang akan disampaikan disertai dengan data-data yang sahih sampai dengan penampilan.
Masalah yang diangkat di ilustrasi di atas yaitu bahwa orang tersebut ingin mendapatkan penghargaan, pengakuan, dari orang lain. Pengakuan diterima atas apa yang nampak saat itu: kemampuan kognitifnya. Pandangan Alkitab berbeda dengan pandangan orang pada umumnya. Penekanan diberikan untuk karakter manusia. Di dalam Amsal, kita tahu penghargaan diberikan ketika karakter mengasihi dan setia ditunjukkan oleh orang Israel.
Tuntutan ini memiliki kontrak sampai seumur hidup, “janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!,… .” (Ams.3:3)
Pemberi penghargaan dijelaskan di ayat keempat: manusia dan Tuhan. Berkat yang diberikan yaitu kasih dan penghargaan. Penulis merujuk ke bahasa asali untuk dapat menjelaskan makna penghargaan sesuai yang dimaksud oleh Raja Salomo.
Kata yang digunakan yaitu “sekel”, yang berarti prudence (diterjemahkan: kebijaksaan), good sense (diterjemahkan kualitas yang dimiliki oleh seseorang karena mampu membuat keputusan bijak tentang apa yang harus dilakukan). Jadi, penghargaan yang dimaksud di sini yaitu pengakuan dari pihak Tuhan dan manusia tentang kualitas diri (bijaksana) berdasarkan apa yang diperbuat orang tersebut (mengasihi dan berlaku setia).
Bagaimana dengan kita? Ke dalam kelompok mana kita termasuk? Jika saat ini kita mengejar penghargaan dari orang lain berdasarkan latar belakang pendidikan, status sosial, jabatan dan kekuasaan, maka, kita harus berdoa (meminta pertolongan Tuhan) dan mengusahakan perubahan pemikiran kita. Ingatlah apa yang akan kita terima jika memakai pemikiran lama hanya kekaguman sesaat dari orang lain (reputasi fana).
Jika kita termasuk ke dalam kelompok yang berusaha mengasihi dan berlaku setia sepanjang waktu, kita mendapatkan reputasi kekal. Rekam jejak kita mewarnai dunia dan tidak dapat disangkal. Rekam jejak yang sama mengetuk pintu hati orang lain untuk datang kepada Yesus dan memuliakan Dia.
Penulis: Yohan Winata, S.Pd, M.Th