SAKIT HATI (Ayub 5:1-16)
Kebenaran :
Ayat 5:2 “Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.”
Setiap dari kita pasti pernah merasakan sakit hati dalam hidupnya. Didalam hubungan kita dengan keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Karena kita adalah mahkluk sosial yang tidak pernah lepas dari kita berinteraksi dengan sesama kita. Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa sakit hati ini sering ada dalam hidup manusia.
Tetapi kita perlu tahu bahwa menyimpan rasa dendam dan sakit hati itu berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Selain dapat meningkatkan rasa cemas, stres dan frustasi, rasa dendam dan sakit hati yang dipendam lama juga akan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.
Banyak dari kita sebagi orang Kristen, kehidupan kekristenan kita terbelenggu dengan rasa sakit hati, walaupun kita kelihatan rajin beribadah, mendengarkan khotbah tentang mengampuni dan terkadang kita juga melayani TUHAN, tetapi kenyataannya hal mengampuni ini sulit untuk melakukannya.
Setiap kita sebagai orang yang percaya ,mengampuni adalah salah satu perintah TUHAN yang harus ditaati. Kita harus ingat bahwa TUHAN YESUS telah terlebih dahulu mengampuni kesalahan-kesalahan kita, DIA rela mati di kayu salib buat kita semua.
Terkadang lewat orang-orang di sekitar kita itulah TUHAN memakai untuk membentuk dan mendewasakan Iman kita.
Mari kita berusaha hidup damai dengan semua orang dan mengejar kekudusan, karena kita tahu tanpa kekudusan kita tidak akan melihat TUHAN. Dan biarlah Kasih Karunia TUHAN itu selalu ada dalam diri kita, sehingga kita dimampukan untuk kita bisa mengampuni dan rasa sakit hati kita akan lepas dari kita.
Dan saat kita sudah bisa mengampuni dan lepas dari rasa sakit hati, kita akan merasakan :
• Pengampunan yang dari ALLAH juga
• Setiap penyembahan dan persembahan kita diterimaNYA
• Hubungan kita dengan TUHAN semakin dekat
• Hidup yang penuh dengan sukacita .
Aplikasi :
Sudah siapkah kita mengasihi dan mengampuni orang yang menyakiti kita ?
TUHAN YESUS Memberkati. Sumber Pdt David Samuel