Kefasikan (Ayub 18:1–21)
Kebenaran:
Ayat 5. “Bagaimanapun juga terang orang fasik tentu padam, dan nyala apinya tidak tetap bersinar.”
Tuhan tentu akan menghajar orang fasik, orang yang hidup berlawanan dengan Allah, tetapi Tuhan tidak menghendaki kematiannya, melainkan pertobatan orang fasik.
Kehidupan Ayub yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan telah disalah-sangkai oleh Bildad, bahwa Ayub seorang yang berkelakuan fasik. Bildad merasa kesal terhadap Ayub yang tidak mau mengakui kefasikannya dan segera bertobat, agar Tuhan mengampuninya.
Pandangan Bildad tentang kefasikan ini memang benar bahwa pertobatan adalah satu-satunya solusi, tetapi juga Bildad salah dalam memahami penderitaan Ayub bukanlah karena kefasikan, melainkan sebagai ujian terhadap kesetiaan Ayub kepada Tuhan.
Memang benar bahwa orang berdosa yang menolak tawaran pengampunan Tuhan Yesus adalah objek dari kemurkaanNya pada hari penghakiman. Hanya oleh Anugerah Tuhan Yesus, orang berdosa dapat menerima keselamatan.
Aplikasi:
Sikap fasik apa yang perlu untuk ditinggalkan dan berdoa minta pengampunan kepada Tuhan Yesus.
Sumber Pdt David Samuel