Wisuda I-3 Angkat Tema Teknologi Digital dan Pendidikan Tinggi Di Era Disrupsi
Batu, Truth -Dilandasi pentingnya kesiapan menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, Wisuda Instititut Injil Indonesia (I-3) Batu Program Sarjana Strata 1 Tahun 2022 mengangkat tema Teknologi Digital dan Pendidikan Tinggi Di era Disrupsi. Tema wisuda yang bertempat di Bukit Zaitun Convention Hall Komplek YPPII Batu, Sabtu lalu (27/8) menghadirkan Prof. Dr. Ignatius Sutapa, M.Sc. Ia merupakan salah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Exccutive Director of APCE – UNESCO C2C.
Dalam kerangka integrasi Alkitab dan keilmuan masa kini dalam menghadapi tantangan disrupsi, Sutapa mengawali orasinya dengan menyitir beberapa bagian dalam Alkitab yang memiliki kaitan dengan Pendidikan.
Amsal 22:6 merupakan salah satu diantaranya. Ayat ini dijabarkan secara singkat oleh Sutapa di awal orasi. Menurutnya bagian firman Tuhan ini merupakan dasar bagi pelaksanaan pendidikan sekaligus formulasi dalam mendidik generasi penerus bangsa, termasuk di bidang teologi dan pelayanan.
Terkait dengan tantangan disrupsi, Sutapa menyatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 menuntut segala aspek kehidupan termasuk pendidikan untuk mampu beradaptasi dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Perubahan ini menuntut semua elemen yang berkaitan dengan pendidikan untuk menyesuaikan diri. Guru, peserta didik dan infrastruktur pendukung pembelajaran harus disesuaikan, termasuk diantaranya mekanisme dan metode pendekatan yang digunakan.
Dalam konteks pendidikan tinggi teologi, Prof Sutapa menyatakan penguasaan terhadap teknologi menjadi hal yang mutlak dibutuhkan. Penguasaan ini harus dimiliki agar pendidikan teologi yang dilakukan mampu memenuhi kebutuhan di era Revolusi Industri.
Dengan demikian, menurutnya, tujuan pembelajaran teologi akan dapat dicapai dengan baik. Hal ini mau tidak mau membutuhkan Digital Leadership dalam proses pembelajaran.
Selaras dengan orasi ilmiah yang disampaikan, dalam sambutannya, Rektor I-3 Sudung Nainggolan menyatakan bahwa perkembangan digital adalah hal yang tak mungkin dihindari, oleh sebab itu semua pihak termasuk penyelenggaraan pendidikan tinggi teologi harus mengikutinya secara kritis konstruktif. Integrasi teologi dan ilmu pengetahuan termasuk diantaranya adalah solusi terhadap hal tersebut, ungkap rektor dari institusi pendidikan tinggi teologi yang telah berusia 64 tahun ini.
“Bertolak dari sub tema acara wisuda ini, “Resureksi pendidikan teologi menjawab tantangan pelayanan”, yang terinspirasi dari Yesaya 60:1, kita sebagai hamba Tuhan harus memancarkan terang Allah bagi dunia yang membutuhkan kasih-Nya. Pengorbanan Kristus yang adalah solusi harus kita beritakan seluas mungkin”Ungkap Sudung.
‘”Digitalisasi yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi inilah solusi terhadap panggilan tersebut. Optimalisasi penggunaan teknologi menjadi bagian dari langkah tersebut. Ini merupakan bagian dari peningkatan kualitas yang harus dilakukan oleh semua perguruan tinggi, termasuk I-3. Kami rindu I-3 terus mengalami perbaikan dan peningkatan kualitas hingga seperti I-3 yang dulu, yang menghasilkan banyak hamba Tuhan yang berintegritas,” imbuh rektor yang memiliki latar belakang multi disipin ilmu ini.
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara obyejktif, Sudung menyatakan bahwa saat ini I-3 memiliki 6 orang guru besar yang bergelar profesor dan belasan doktor yang memperkuat I-3 sebagai dosen tetap. Mereka akan bahu membahu bersama puluhan dosen lain baik dosen tetap bergelar S-2 maupun dosen tidak tetap yang bergelar Profesor hingga Magister. Yang menarik, dosen-dosen tersebut bukan hanya dari bidang keilmuan teologi namun juga bidang keilmuan lain yang berkaitan bagi penguatan kapasitas mahasiswa.
Baik orasi maupun sambutan Rektor I-3 tersebut bertolak dari tantangan disrupsi di era digital sebagaimana di sampaikan oleh Ketua Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BPPTS) I-3 Pdt. Roland M. Octavianus. Terkait dengan tantangan disrupsi tersebut, pria yang juga Ketua Umum Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia batu (YPPII Batu) ini menyatakan setidaknya ada 3 solusi.
Lebih lanjut mengenai hal ini, Ia menyatakan, “Untuk menghadapi disrupsi digital, secara garis besar terdapat 3 solusi. Ketiga solusi yang dimaksud adalah inovasi tiada henti, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan transformasi digital. Dalam pendidikan teologi, ketiga hal tersebut diletakkan dalam kerangka pemahaman teologi dan perkembangan teknologi yang ada.”
Selain orasi ilmiah dan kedua sambutan tersebut, acara ini juga diisi sambutan wisudawan yang diwakili oleh Frans Samuel silalahi dan Walikota Batu Dewanti Rumpoko.
Dalam sambutan yang disampaikannya walikota Wanita pertama di Kota Batu menyampaikan apresiasinya terhadap wisuda yang dilakukan. Wisuda ini merupakan bentuk sumbangsih nyata I-3 bagi bangsa Indonesia bahkan dunia.
Wisuda ini sendiri dilakukan terhadap 92 wisudawan.
Mereka berasal dari Program Studi Teologi (S.Th) sebanyak 50 orang, 26 dari program PAK dengan gelar S.Pd dan 16 orang dari Program Studi Misiologi dengan gelar S.Ag. Wisuda ini merupakan wisuda Ke-44 Program Sarjana Teologi (S.Th), wisuda ke 9 Sarjana Pendidikan (S.Pd) dan Wisuda ke-17 Sarjana Agama (S.Ag).
Tercatat lebih dari 500 orang turut hadir secara langsung dalam wisuda kali ini. Tampak di jajaran hadirin, Dewas YPPII Batu Efendy Situmorang, Penasihat YPPII Batu dr. Yermi Octavianus, perwakilan BKSG Kota Batu, Perwakilan Polres Batu dan beberapa perwakilan lembaga mitra. Selain hadir secara langsung, lebih dari 1000 orang mengikuti acara wisuda melalui akun youtube Studio Sentosa YPPII Batu (PMN)