Berlatih Mengendalikan Perasaan
Persoalan kepantasan dalam menggerakan kita sangat dipengaruhi oleh banyak factor antara lain pemahaman mengenai nilai-nilai kehidupan ini; apa yang dianggap berharga dan tidak, juga kedewasaan rohani di dalamnya termasuk penguasaan diri.
Kalau seseorang tidak memahami kebenaran, sehingga salah menghargai sesuatu, maka ia tidak mungkin bisa memiliki kepantasan perasaan.
Mengapa ? orang-orang seperti ini akan merasa bahagia bukan oleh hal-hal rohani tetapi oleh hal-hal duniawi baik berupa materi, sanjungan dan kehormatan manusia.
Mereka merasa bahagia dan puas dengan hal-hal tersebut, selera jiwa mereka adalah selera jiwa duniawi. Suasana perasaan dan jiwa mereka sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh perkara-perkara dunia. tentu saja mereka tidaksepikir dan perasaan dengan Tuhan. Sejatinya orang-orang seperti tidak mengerti dan tidak memahami secara maksimal “ damai sejahtera Tuhan” yang tidak seperti yang diberikan dunia. tidak heran kalau kesetiaan mereka begitu rapuh.
Meraka akan menjadi objek yang dipermainkan dunia ini. perasaan mereka akan sangat mudah di kendalikan oleh dunia ini atau situasi sekitarnya. Juga ketika seseorang merasa kecewa dan marah ? kalau Tuhan tidak menghendaki kita kecewa atau marah, maka kita pun tidak berhak kecewa atau marah.jika seseorang tidak melatih mengendalikan perasaan agar sesuai dengan kehendak Tuhan, maka jiwanya akan menjadi semakin liar dan suka-suka sendiri serta memanjakan
perasaan.
Kita adalah Bejana
Mereka merasa dirinya sudah benar tidak perluh memeriksa diri dengan seksama. Semakin hari semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini bukan berarti selalu menjadi jahat, namun yang pasti tidak seirama dengan Tuhan. Juga perasaan duka.
Apakah Tuhan berduka juga karena sesuatu hal tersebut? Kita harus selalu mengingat bahwa Tuhan hendak menjadikan kita bejananya, dimana dalam hal perasaan, pikiran dan kehendakNya dicurahkan. Tubuh kita pun harus menjadi alat peraganya.
Hal ini tidak bisa menjadi secara otomatis. Kita harus berlatih dengan serius serta terus menerus. Latihan demi latihan untuk menyusuaikan perasaan dengan Tuhan akan memacu kita menjadi yang sempurna seperti Tuhan. Akhirnya kita bisa mengekspresikan perasaan Tuhan dan sikap sikap hidup setiap hari.
KALAU SESEORANG TIDAK MELATIH DIRI DENGAN MENGENDALIKAN PERASAAN AGAR SESUAI DENGAN KEHENDAK-NYA MAKA JIWA MENJADI SEMAKIN LIAR
Immanuel