Pelaksanaan Wisuda Theologia Prodi 1 Tahun STT Abdi Gusti di Lapas Narkotika IIA Pamekasan Jawa Timur
PAMEKASAN- Pelaksanaan wisuda siswa Theologia Prodi 1 tahun STT Abdi Gusti di Lapas Narkotika IIA Pamekasan Jawa Timur, Selasa (13/9) dimulai pukul 10.00 WIB.
Acara Wisuda dimulai pukul 10.00 WIB, di Aula gedung utama Lapas Narkotika IIA Pamekasan. Peserta wisuda ada 20 orang WBP Nasrani Lapas Narkotika.
Tampak hadir Rektor STT Abdi Gusti, Ketua Umum YIBB, Koordinator Gereja kabupaten Pamekasan, Pejabat struktural, dan Staf Lapas Narkotika IIA Pamekasan.
Yan Rusmanto Bc. IP, S.sos. M.SI Kalapas Pamekasan :
Pesan saya buat para wisudawan bahwa ini bukan akhir tetapi ini awal. Tahap awal bagaimana para wisudawan mempertanggung jawabkan ilmu yang didapatkan, yang kedua bagaimana para wisudawan meningkatkan kapasitas dari S1 ke tingkat S2 dan seterusnya.
Selagi ada kesempatan, tergantung ada kemauan apa tidak, namun kesempatan sudah ada.
Kedepan dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini dapat Memberikan perubahan dan menambah ilmu serta wawasan keagamaan kepada WBP, sehingga tidak terlibat lagi memakai Narkotika dan bisa kembali ke Masyarakat.
Pdt John C. Manoppo Ketua YIBB - Jakarta :
Yayasan Indonesia bangkit dan bersinar dilatarbelakangi pelayanan misi saya di Lapas dan Rutan diseluruh Indonesia, karena dalam keterpurukan yang ada mereka harus mengalami suatu revival bahwa mereka harus bangkit.
Bangkit dari penolakan baik keluarga diantaranya istri, orang tua bahkan anak anak mereka.
Nah rata rata yang mengalami penolakan biasanya mereka yang masuk lebih dari satu kali, sehingga kami membuat Yayasan Bangkit dan Bersinar. Jadi bukan bangkit saja, tetapi juga bersinar dengan menjadi saksi Kristus.
Kata bersinar itu, mereka harus menjadi saksi. Kenapa mereka harus bersaksi, karena mereka mengalami proses pembinaan di Lapas maupun di Rutan yang ada.
Itulah kehadiran kami, dan kami punya Tim para hamba hamba Tuhan yang melakukan proses pembinaan dengan berbagai macam metode.
Lahirnya Sekolah Tinggi Teologi di Rutan maupun Lapas, pada saat itu saya menghadap ke Bapak Yasona Laoly Menteri Hukum dan Ham.
Dalam percakapan itu, justru beliau yang berkata apakah Yayasan Indonesia Bangkit dan Bersinar bisa melaksanakan atau membuka Sekolah Teologi didalam Lapas atau Rutan dengan program study satu tahun.
Beliau mengatakan setara D1, saya menjawab bahwa saya tidak memiliki Sekolah Tinggi Teologi itu, lalu Pak Menteri Yasona mengatakan, bapak Pendeta bisa terbuka dan bermitra dengan sekolah tinggi teologi yang lain.
Dr. Stanley, SE., MPdk Rektor STT Abdi Gusti:
Klo ditanya latar belakang kenapa sertifikasi untuk warga binaan di Lapas? Yang pertama di STT Abdi Gusti atau di Perguruan Tinggi itu ada salah satu dari Tri darma Perguruan tinggi adalah pengabdian masyarakat dan inilah salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan STT Abdi Gusti.
Bentuknya memberikan pengajaran kepada masyarakat dan untuk kali ini kebetulan yang kami layani adalah warga binaan di Lapas kelas II Pamekasan Jawa Timur.
Selain tugas dari Tri Darma, kami juga selaku orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus tentunya harus bisa menjadi berkat kepada sesama manusia, terutama untuk rekan rekan seiman.
Jadi kita harus jadi berkat dan berkat apa yang bisa kita berikan yaitu membekali mereka dalam pendidikan teologi.
Sehingga mereka kedepan bisa lebih memahami tentang kekristenan atau ajaran yang mereka percayai dan jumlah peserta yang di wisuda 20 orang warga binaan.
Dan harapan kami bagi warga binaan yang sudah di wisuda yang pertama ada perubahan hidup dalam diri mereka, sehingga ada perubahan sikap semakin baik kedepannya dan hidupnya semakin berkenan di hadapan Tuhan.
Yang kedua, membekali mereka dengan pengetahuan atau kebenaran firman Tuhan ini penting sekali, karena bekal itu akan mereka bawa setelah mereka keluar dari Lapas dan bekal tersebut bisa mereka pakai untuk pelayanan atau memberkati orang orang disekitar mereka. (TL)