Kerendahan atau Kerendahan Hati ?
Lukas 1:46-48 (TB) Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab *Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.* Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
Adalah suatu perbedaan yang *sangat besar* antara _kerendahan dan kerendahan hati_ !
*Kerendahan* berasal dari *kata sifat* "rendah" ditambah awalan "ke" dan akhiran "an" sehingga menjadi *kata benda* ==> "kerendahan" yang memiliki arti sesungguhnya bahwa benda itu atau manusia itu memiliki status yang rendah atau hina.
Bahasa halusnya :manusia dengan *kesederhanaannya*.
Sedangkan *kerendahan hati* dengan jelas sekali yang memiliki kerendahan adalah *hati-nya* artinya manusia-nya *memiliki sesuatu yang tidak rendah* tetapi ia *memilih untuk tidak tinggi hati*.
Maria *sadar dengan benar* bahwa dia manusia yang rendah dan hina namun *karena Allah* sehingga dia memperoleh *yang istimewa*.
Kesadaran diri ini merupakan faktor yang *sangat penting* sehingga ketika *memuji Allah* maka pujian ini menjadi *penyembahan* yang sangat dikenal oleh Allah.
Sebaliknya ketika seseorang yang *merasa dirinya memiliki sesuatu yang istimewa dari dirinya sendiri* melakukan pujian kepada Allah maka *mutu/grade dari pujian ini lebih rendah* dari pujian yang dilakukan oleh seseorang yang sederhana.
Namun ada perkecualiannya jika seseorang yang melakukannya adalah *Yesus*.
Yesus memiliki *kerendahan hati* karena Ia adalah Allah, memiliki segala hal yang istimewa dari diri-Nya sendiri tetapi memilih untuk *tetap sederhana/tidak tinggi hati*.
Apakah anda dan saya menyadari akan *kerendahan* diri sendiri ?
Ataukah anda dan saya merasa memiliki *kerendahan hati* ?
Satu-satunya alasan anda dan saya memiliki *kerendahan hati* adalah *karena Allah* sudah memilih anda dan saya untuk diselamatkan !
Penulis Bambang Purnomo