Tiga Dekade Ekklesia Ministry
SURABAYA - Cuaca Minggu pagi saat itu terlihat cerah, sama halnya dengan wajah jemaat dan undangan yang memasuki gedung GKRI Jemaat Ekklesia Surabaya.
Berbondong-bondong anak-anak, remaja sampai jemaat senior memasuki gedung setelah mencuci tangan di tempat yang telah dipersiapkan.
Mereka bersukacita karena akan mengikuti Ibadah Ucapan Syukur dan Perayaan 3 Dekade Ekklesia Ministry. Bapak Octoryo Labryanca, selaku ketua pengurus sekaligus ketua panita, menjelaskan bahwa Ekklesia Ministry adalah cikal bakal dari GKRI Ekklesia, yaitu sebuah persekutuan doa remaja yang terbentuk pada 26 Juli 1992, terdiri dari beberapa remaja murid SMP yang terus berkembang.
Melewati berbagai tantangan dan pergumulan, tepat pada 26 April 2009 resmi bertransformasi menjadi Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Jemaat Ekklesia Surabaya, dari sebuah persekutuan doa remaja yang dulu dikenal juga dengan sebutan DOC (Disciples of Christ - moto mereka).
Transformasi tersebut membentuk GKRI Ekklesia sebagai sebuah gereja dengan visi 'Menjadi Gereja Keluarga yang Sehat dan Memuridkan dalam Kristus Yesus".
Ibadah ucapan syukur tersebut berlangsung dengan penuh sukacita dan ucapan syukur atas pemeliharaan dan pertolongan Tuhan selama 30 tahun perjalanan iman dan pengharapan mereka.
Seakan menegaskan keberadaan mereka sebagai gereja keluarga, ibadah juga diisi dengan persembahan acara dari Komisi Anak, Komisi Remaja dan Komisi Wanita, mewakili 3 generasi yang ada.
Dalam salah satu bagian dari khotbahnya, Pdt.Samuel, M.Th selaku Gembala menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan berkat sesungguhnya adalah kebahagiaan dan kesejahteraan dari Allah sesuai kehendakNya.
Kebahagiaan sendiri sejatinya bukanlah karena kekayaan, ketenaran, kesehatan, namun merupakan kasih karunia dari Allah, ketika kita mengerti tujuan hidup yang Tuhan siapkan dan kita mau melakukannya sampai tuntas. Beliau mengajak setiap jemaat dan undangan yang hadir untuk meneladani iman dari Abraham yang walaupun tidak mempunyai dasar untuk berharap namun tetap percaya pada janji yang Tuhan berikan padanya.
Abraham juga bersedia memberikan diri untuk mengikuti proses yang panjang, berliku, sebelum akhirnya janji Tuhan tersebut digenapi atasnya.
Bapak Sony, selaku Majelis Jemaat yang juga merupakan salah satu dari beberapa orang generasi awal yang masih ada sampai saat ini, menyampaikan bahwa momen 3 Dekade ini juga menjadi saat yang tepat untuk memperbarui dan memperkuat komitmen dalam mengiring dan menjadi partner Tuhan untuk beberapa dekade berikutnya. Komitmen baru tersebut juga perlu disertai konsistensi terus menerus supaya semua bagian bukan hanya dapat melakukan tapi juga menyelesaikan tugas panggilan pelayanan atas keluarga, komunitas dan generasi sampai semua rencana Tuhan tergenapi. Soni