TURUN NAIK
Efesus 4:8-10 (TB) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
Bukankah *"Ia telah naik"* berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
*Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit,* untuk memenuhkan segala sesuatu.
Dalam kehidupan nyata sudah lumrah bagi manusia untuk berusaha *naik*, terutama dari segi ekonomi-nya.
Namun tidak hanya segi ekonomi saja yang berusaha *naik* tetapi juga segi moral, kebanggaan, jabatan, kekuasaan, eksistensi diri dll, hal tersebut sangatlah wajar dan *tidak ada salahnya* jika dilakukan dengan cara yang benar sesuai cara Tuhan dan juga dilandasi oleh motivasi yang yang benar serta sesuai dengan kenyataannya.
Tetapi banyak dari manusia *tidak demikian* mereka "ambisius" dan "menghalalkan segala cara" demi *gengsi mereka* dan *hanya untuk kepentingan diri sendiri*.
Tuhan Yesus memberikan *contoh dan teladan yang baik*, bahwa untuk bisa naik maka *harus rela untuk turun terlebih dahulu*.
Ia yang adalah *Allah* rela untuk turun sebagai manusia, menanggalkan ke -Allah- annya demi *menyelamatkan manusia*.
Menyelamatkan manusia "bukan hanya nanti membawa manusia ke Surga" tetapi sekarang ini juga, di bumi ini juga menyelamatkan manusia dari *cara berpikir yang salah*.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa manusia harus berani untuk *turun* = melayani sesama tanpa *gengsi* walaupun manusia itu memiliki status yang tinggi baik dari kepandaiannya, kekayaan nya, kekuasaannya dll dan dengan demikian maka manusia itu akan *naik* kedudukannya di mata Allah dan sesamanya.
Ingat ada ayat : Matius 23:11-12 (TB) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Beranikah anda dan saya untuk *turun* ?
Beranikah anda dan saya untuk lebih melayani sesama dan bukan untuk menjadikan sesama sebagai *alat untuk kepentingan diri sendiri* ?
Penulis Bambang Purnomo