News Breaking
Youtube
wb_sunny

Breaking News

Pelajaran dari kisah Simson (Hakim-Hakim 15-16)

Pelajaran dari kisah Simson (Hakim-Hakim 15-16)

Penulis secara khusus menyoroti catatan mengenai hukum moral Simson yaitu membalas perlakuan jahat satu orang Filistin (termasuk ayah mertuanya) terhadap dirinya dengan menimbulkan kerugian kepada bangsa Filistin (kerusakan tanah mereka dan melakukan pembunuhan terhadap banyak orang Filistin). 

Informasi tentang apa yang dilakukan oleh ayah mertua Simson terhadap anak menantunya dicatat di Hakim-Hakim 14:20; 15:2. Informasi tentang kerugian apa saja yang ditimbulkan oleh Simson diketahui melalui percakapan raja-raja Filistin pada waktu mereka mengadakan perayaan korban sembelihan bagi Dagon, allah mereka (Hak. 16:23-24). 

Memang terkesan apa yang dilakukan Simson hanya karena kepentingan dirinya yang terusik (termasuk tindakan heroik di akhir hayat dia), namun jika kita membaca secara cermat di pasal 13, maka, akan mengetahui bahwa tindakan-tindakan dia terhadap orang Filistin dilakukan dalam kerangka kerja: dipakai Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang Filistin (Hak.13:5). 

Argumen ini diperkuat dengan ayat lain yang berisi monolog Samson dengan Allah setelah dia berhasil mengalahkan tanpa sisa seribu orang Filistin yang membuat orang Israel merasa terancam dengan keberadaan mereka di Yehuda. Ada tertulis, “Ketika ia sangat haus, berserulah ia kepada TUHAN: “Oleh tangan hamba-Mu ini telah Kauberikan kemenangan yang besar itu, masakan sekarang aku akan mati kehausan dan jatuh ke dalam tangan orang-orang yang tidak bersunat itu!” (Hak. 15:18) 

Frasa “jatuh ke dalam tangan orang-orang yang tidak bersunat itu” dimengerti berada dalam penguasaan bangsa asing di luar Israel yang menjajah mereka. Sekali lagi, si penjajah disebut. Benarlah, konteks sosio-politis terlukis dari narasi Simson ini: kemenangan awal di tengah-tengah penjajahan Filistin. 

Pembahasan singkat mengenai makna yang ingin disampaikan oleh penulis kitab untuk ayat ini: Samson tidak mau kemenangan besar atas musuh Israel ternoda oleh kemungkinan ditangkapnya dia oleh orang-orang Filistin yang disebabkan kehausan yang membuat dia lemah dan lunglai (ide yang dicetak tebal didapat ketika penulis menegasikan kata “kuat” dan “segar kembali” di pasal 15 ayat 19a). Apa signifikansi mempelajari pasal 15-16 bagi pertumbuhan rohani kita?  Mungkin hari-hari ini, kita berada dalam kondisi: menanti-nantikan pertolongan Tuhan di kala kita teraniyaya. Yang perlu dilakukan yaitu berespon dengan benar, baik dan tepat. Tuhan tidak menghendaki kita membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan dengan kebaikan. Saat yang dinanti tiba, waktu penyelamatan, kita perlu menjaga hati: menyadari tindakan-Nya adalah untuk menyelamatkan kita bukan untuk membalaskan dendam. Jangan GR (gede rasa) ya. 
Penulis: Yohan Winata, S.Pd, M.Th

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.