Ps Yudi Lau : Menerima Yang Menjadi Bagian Kita
Ada seekor anjing ber-lari² membawa tulang, Ketika melewati jembatan, ia menunduk dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air sungai.
REFLEKSI Ia mengira ada anjing lain membawa tulang yang lebih besar dari miliknya,
Tanpa pikir panjang ia meninggalkan tulang yang di bawanya dan langsung melompat ke air.
Anjing itu akhirnya harus bersusah payah berenang ketepian, ia hanya bisa termenung dan sedih. karena tulang yang di bawanya tadi hilang di ambil anjing lain.
Dongeng itu menggambarkan Sikap Tidak Puas Diri yang berkembang menjadi Keserakahan. Agur bin Yake belajar untuk menghindarinya.Ia memohon 2 hal pada TUHAN (Amsal 30:7):
Pertama,
Agar TUHAN menjauhkannya dari Kecurangan dan Kebohongan.
Kedua,
Agar TUHAN tidak memberinya Kemiskinan atau Kekayaan.
Intinya, ia memohon agar TUHAN memberikan apa yang memang menjadi bagiannya (Amsal 30:8).
Permohonan Agur menunjukkan Kepercayaannya, bahwa TUHAN sudah Menyiapkan Berkat Khusus bagi dirinya.
Menyadari bahwa kita memiliki bagian kita sendiri akan menghindarkan kita dari Keserakahan atau mengingini milik orang lain.
Keserakahan berpotensi membuat kita kehilangan Kebaikan² yang kita miliki, jiwa kita akan di rundung oleh Kekecewaan dan Kekuatiran, karena itu baiklah kita Belajar Bersyukur atas bagian khusus itu.
Dalam Pemeliharaan TUHAN, kita tak akan mengalami kekurangan. Dalam Penjagaan TUHAN, kita akan mengalami Kepuasan dan Kecukupan yang sesungguhnya.
KESERAKAHAN MENDATANGKAN KEKURANGAN, RASA SYUKUR MEMBUAHKAN KECUKUPAN.
“Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.” (Amsal 30:8) Goϑ ϐlešš Yoυ